JAKARTA - Umat muslim di seluruh dunia sudah memasuki Ramadhan 1442 H. Selama bulan suci tersebut, umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, menahan nafsu, haus dan lapar.
Umumnya, puasa dijalani seharian penuh, sejak terbit matahari hingga matahari terbenam. Di Indonesia, puasa dilakukan dengan durasi hingga 13 jam. Untuk mengatasi rasa lapar, biasanya puasa diawali dengan makan sahur. Makan yang dilakukan sebelum adzan subuh dikumandangkan, sekitar pukul 04:45 WIB.
Demi bisa menyimpan energi yang dibutuhkan seharian, tentunya kita harus mengkonsumsi makanan yang sehat. Namun bagaimana makanan yang sehat dan baik untuk dikonsumsi ketika ramadhan?
Untuk menjawab itu, Validnews sudah berbincang dengan Dosen Jurusan Ilmu Gizi Universitas Jenderal Soedirman, Hesti Permata Sari. Lantas apa kata dosen dari kampus yang berada di kaki Gunung Slamet, Jawa Tengah itu?
Menurut Hesti, menu sahur yang sehat adalah bekal penting bagi tubuh kita untuk bisa beraktivitas seharian. Namun, Hesti tak menampik apabila masyarakat cenderung malas makan saat dini hari, seperti di waktu sahur.
"Jadi memang siapkan menu sahur yang praktis tapi harus mengandung zat gizi yang lengkap. Tentunya kita berpatokan pada isi Piring Makanku," ujar Hesti kepada Validnews, Rabu (14/4).
Hesti mengatakan, dalam konsep Piring Makanku. ada pembagian porsi makanan dalam sebuah piring. Idealnya, sepertiga makanan pokok itu mengisi piring kita. Sementara sepertiga lagi ialah sayuran.
"Gambangnya porsi sayur dan makanan pokok itu harus sama banyaknya. Kemudian kita isi lagi bagian sepertiganya ada lauk, ada hewani dan nabati. Hewani ikan ayam, nabati tempe tahu. Dan itu porinya sama besarnya dengan porsi buah," ujar Hesti.
Hesti menjelaskan alasan mengapa harus ada sayur dan buah dalam sebuah piring. Menurut Hesti, sayur dan buah itu merupakan makanan yang bisa bertahan lebih lama, karena mereka lebih lama diserap oleh tubuh. Sehingga bisa mengenyangkan dalam waktu yang lama.
"Kalau kaya gula sederhana yang manis-manis itu dia lebih cepat dicerna, jadi dia akan lebih cepat memboroskan energi di depan. Padahal kita butuh waktu seharian. Jadi kita cari yang mengenyangkan dan cukup lama pencernaannya, yaitu dari makanan yang tinggi serat, yaitu sayur dan buah," ujar Hesti.
Sementara apabila dari segi pengolahan, masyarakat bisa menghindari makanan dengan kadar natrium yang tinggi. Kadar natrium tinggi biasanya ditemukan dalam makanan awetan seperti sosis dan daging kaleng. Selain jenis makanan seperti itu, makanan yang diberi tambahan bumbu berlebih juga sebaiknya dihindari.
"Misal kayak oseng. Oseng itu asinnya lebih tinggi dibandingkan dengan sayur yang berkuah. Jadi makanan yang berbumbu garam kebanyakan itu jangan," ujar Hesti.
Tingginya kadar natrium bisa membuat tubuh lebih cepat menyerap air. Kata Hesti, dengan kadar air yang terserap lebih cepat seseorang bisa mengalami dehidrasi ketika berpuasa.
Hesti menyarankan agar lebih banyak makan sayur yang berkuah. Artinya dengan makan sayur berkuah, tubuh kita mendapat pasokan tambahan air sehingga bisa meminimalisir risiko dehidrasi.
Selain itu, minum air putih sebanyak 8 gelas per hari juga harus tetap dilakukan. Pembagian delapan gelas itu bisa dilakukan dengan tiga gelas di waktu sahur, dan sisanya di waktu berbuka. (Muhammad Fadli Rizal)
Pentingnya Sayur dan Buah Dalam Menu Sahur - Validnews
Read More
No comments:
Post a Comment