Kalimantan Selatan, Borneo24.com – Buah limpasu (Baccaurea lanceolata) di wilayah Kecamatan Hantakan, Kawasan Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) yang viral bisa obati Covid-19 mulai langka. Buah itu kini sudah tak lagi ditemukan di sejumlah pohon.
“Buah limpasu sudah lumus (langka) di wilayah Hantakan,” ujar Bayu salah satu tim yang meliput penaman seribu pohon di kawasan pegunungan “Bumi Murakata” HST, Kalimantan Selatan (Kalsel) tersebut.
Sebelumnya dalam kunjungan ke Posko Meratus di Kecamatan Hantakan (sekitar 177 kilometer timur laut Banjarmasin) pada 30 Juli lalu masih bisa membawa oleh-oleh buah limpasu lebih kurang lima kilogram. Namun ketika tim dari Banjarmasin kembali ke Hantakan 6 Agustus 2021 untuk meliput dan bersama-sama Posko Meratus menanam seribu pohon, ternyata buah limpasu di kawasan tersebut sudah lumus.
“Kada kawa (tidak bisa) membawa bulik (pulang) buah limpasu lagi karena sudah lumus,” ujar tim dikutip dari inews pada Jum’at (16/8/2021).
Langkanya limpasu atau buah hutan Pegunungan Meratus itu karena banyak warga masyarakat yang menggunakan sebagai salah satu pencegahan dan pengobatan Covid-19.
Penggunaan buah limpasu sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan secara herbal terhadap Covid-19 cukup beralasan, karena selain mudah mendapatkannya, juga kalau pun membeli harganya murah. Sementara banyak warga masyarakat yang mengeluhkan sulit mencari/pendapatan obat pencegah dan pengobatan Covid-19, terlebih masih mewabahnya virus corona yang bisa merenggangkan nyawa manusia.
Sedangkan sebelumnya buah limpasu untuk perawatan kulit/wajah atau kecantikan perempuan pedalaman Meratus yang merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Terkait sebagai obat herbal buat Covid-19 tersebut, Wakil Bupati (Wabup) HST Mansyah Sabri meminta Dinas Kesehatan setempat melakukan uji klinis terhadap buah limpasu itu. Orang nomor dua di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) HST itu tidak menginginkan penggunaan buah limpasu untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19 justru menimbulkan dampak negatif lain.
“Kalau dari hasil uji klinis ternyata memang buah limpasu cocok untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19, alhamdulilah sehingga pohon tersebut perlu kita lestarikan,” kata Mansyah Sabri.
Harapan atau permintaan serupa dengan Wabup HST tersebut dari Sekretaris Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel yang juga membidangi pendidikan dan kesehatan, Firman Yusi SP. Firman Yusi yang juga Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan, agar pihak terkait segera melakukan uji klinis terhadap buah limpasu tersebut.
“Mungkin juga terhadap buah-buah hutan lainnya yang banyak terdapat di kawasan Meratus yang kegunaannya sama dengan buah limpasu seperti buah umat (arthocarpus limpaso),” ujarnya. “Buah umat (sebutan masyarakat Kabupaten Tabalong, Kalsel) itu juga rasa asam/masam sama dengan buah limpasu,” katanya. (***)
Buah Limpasu di Pegunungan Meratus Kalsel yang Kini Langka - borneo24
Read More
No comments:
Post a Comment