Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai tingginya permintaan buah-buahan pada masa pandemi Covid-19 menjadi peluang pelaku usaha untuk merebut pasar ekspor.
“Di masa pandemi Covid-19 ini permintaan buah-buahan dari dalam negeri maupun luar negeri meningkat cukup besar. Ini menjadi peluang yang besar bagi pelaku usaha dan petani buah-buahan untuk dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan luar negeri,” ujar Airlangga dalam keterangannya, Selasa (31/8/2021).
Menurutnya, sektor pertanian sebagai sektor terbesar kedua setelah industri pengolahan, resilien dan tetap konsisten tumbuh selama masa pandemi.
“Pada triwulan II 2021 sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 0,38 persen, sehingga mampu memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam perekonomian,” tuturnya.
Baca juga: Pemerintah Dorong Konsumsi Buah Nasional, Bantu Sejahterakan Petani
Hortikultura, kata Airlangga, menjadi salah satu subsektor pertanian yang berpotensi didorong untuk meningkatkan kesejahteraan petani, ekonomi daerah, ekonomi nasional, bahkan mampu meningkatkan devisa negara melalui ekspor.
Baca juga: Menperin Dorong Industri Pengolahan Rumput Laut Masuk Daftar Prioritas Investasi
Pada 2020, ekspor hortikultura meningkat 37,75 persen (yoy) atau senilai 645,48 juta dolar AS.
“Peningkatan ekspor ini didominasi komoditas buah-buahan di mana selama masa pandemi Covid-19 nilai realisasi ekspor buah-buahan tercatat sebesar 389,9 juta dolar AS atau meningkat 30,31 persen dibanding tahun 2019 dengan lima negara tujuan utama ekspor yaitu China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan,” ujar Airlangga.
Baca juga: Halal Hub Hadir di Rest Area Tol 72A Tol Jakarta-Padalarang
Pada 29 Agustus 2021 ekspor perdana dengan feeder khusus dilakukan di Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung.
PT Great Giant Pinnaple yang mendorong korporasi petani melalui kemitraan dengan pola Creating Shared Value, secara rutin akan melakukan ekspor nanas kalengan dengan sejumlah 350 TEUs atau setara dengan 6.300 ton per minggu melalui rute Panjang-Singapura dengan tujuan akhir ke Amerika dan Eropa.
Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menambahkan, mulai menggeliatnya aktivitas ekonomi di beberapa negara mengakibatkan tingginya biaya freight, terbatasnya jumlah kontainer kosong, hingga kelangkaan equipment dan space di kapal.
"Kolaborasi bisnis yang dapat memperluas jaringan usaha juga memberikan perubahan positif, karena secara tidak langsung akan memaksa pelaku bisnis untuk keluar dari zona nyaman bisnis ke arah perubahan yang lebih baik," ujarnya.
Kolaborasi antara PT Great Giant Pinnaple dengan Meratus Line dinilai merupakan salah satu solusi yang baik untuk mengatasi kendala logistik.
Menko Airlangga: Permintaan Buah yang Tinggi Selama Pandemi Jadi Peluang Genjot Ekspor - Tribunnews.com
Read More
No comments:
Post a Comment