REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan sepanjang bulan lalu sebesar 15,04 persen (month to month/mtm) menjadi 390 juta dolar AS. Komoditas hortikultura hingga perkebunan menjadi pendorong utama ekspor.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan komoditas utama yang menyumbang kenaikan ekspor pada bulan lalu yakni buah-buahan tahunan yang nilai ekspornya melonjak 37,10 persen. Selain itu, ekspor tanaman obat, rempah, dan aromatik juga naik cukup tinggi yakni 18,58 persen.
"Kenaikan paling tinggi adalah ekspor sayuran yang tumbuh hingga 109,64 persen," kata Margo dalam konferensi pers, Jumat (15/10) kemarin.
Namun jika dilihat dari segi porsi ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan, mayoritas masih disumbang oleh ekspor kopi. "Share dari ekspor kopi terhadap total ekspor pertanian mencapai 20,79 persen," kata Margo.
Setelah kopi, komoditas yang memiliki porsi terbesar kedua yakni tanaman obat, rempah, dan aromatik sebesar 19,43 persen. Lalu diikuti produk buah-buahan tahunan yang sebesar 9,62 persen. Kendati ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat kenaikan dari bulan sebelumnya, jika dibanding dengan September 2020 nilai ekspor pada tahun ini turun 4,96 persen.
Margo menuturkan penurunan nilai ekspor secara tahunan ini utamanya disebabkan oleh adanya penurunan nilai ekspor komoditas sarang burung walet hingga 42,88 persen. Selain itu, ekspor sayuran tercatat turun 54,66 persen dibanding September tahun lalu. Penurunan terbesar di alami oleh ekspor udang hasil tangkap yakni hingga 90,35 persen.
Ekspor Sayur Hingga Buah Naik Selama September 2021 - Republika Online
Read More
No comments:
Post a Comment