Daun dan buah ciplukan kaya kandungan elemen makro dan mikro, seperti kalium, kalsium, magnesium, fosfor, tembaga, zat besi, natrium, nikel, aluminium, zinc, dan masih banyak lagi. Elemen semacam itu penting untuk keseimbangan kerja sel. Termasuk mengendalikan tekanan darah tinggi, menormalkan kadar kolesterol, melindungi fungsi liver, dan menjaga imunitas.
—
TANAMAN ciplukan belum banyak dikenal, terutama di kawasan kota besar. Namun, buahnya yang berbentuk unik telah dijual dengan harga relatif mahal di pasar swalayan. Buah itu tertutup dan terlindungi kelopak bunga sebagai salah satu cara untuk mencegah kerusakan akibat serangan serangga. Rasa buah yang manis dan lezat bisa menjadi daya tarik orang untuk menyukainya.
Popularitas tanaman tersebut terutama dapat dilacak melalui berbagai resep obat tradisional India dan Tiongkok. Pemakaian untuk berbagai masalah kesehatan, antara lain, tenggorokan sakit, malaria, produksi lendir berlebih, sulit buang air kecil, dan pemphigus (gangguan kulit dan selaput lendir yang melepuh karena penyakit autoimun).
Tanaman asalnya bernama ilmiah Physalis angulata dari keluarga Solanaceae. Tergolong tanaman semak yang menahun, tingginya mencapai lebih kurang 50 cm. Bunganya berbentuk seperti lonceng dan buahnya seperti balon terbalik. Tanaman itu tumbuh luas di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Kemudahan tumbuh membuat ciplukan layak dipertimbangkan sebagai bahan pangan yang menyehatkan dan suplemen pencegah penyakit. Syaratnya tentu mengonsumsi secara teratur dengan memperhatikan pola hidup sehat. Menanam sendiri pasti menyenangkan, terutama saat buahnya yang unik sudah terlihat. Yang pasti lebih murah karena harga buah ciplukan di pasar swalayan cukup mahal.
Nama lokal berbeda-beda, antara lain, winter cherry atau wild tomato. Seperti herbal umumnya, kandungan tanaman itulah yang ternyata berperan bagi kesehatan manusia. Termasuk di antaranya senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, dan fenolik, terutama yang sudah ditemukan pada bagian daun dan buah. Khasiat sebagai antioksidan yang cukup poten ditunjukkan ekstrak daun dan buah, yang memang sesuai dengan tingginya kandungannya.
Pakar kesehatan berpandangan bahwa temuan tersebut penting saat meningkatnya kebutuhan antioksidan seiring tingginya radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang bisa merusak sel tubuh. Kalau jumlahnya tidak terkendali, terjadilah masalah seperti keganasan (kanker), diabetes, dan penyakit degeneratif lain.
Sementara itu, antioksidan menetralkan radikal bebas. Itulah sebabnya perburuan herbal yang kaya antioksidan sangat aktif. Khusus penanganan diabetes, ciplukan tercatat secara empiris juga digunakan. Studi peneliti Indonesia menguji penurunan kadar lipida yang meningkat pada hewan coba yang mengalami diabetes. Hasilnya menunjukkan menurunnya kadar lipida seperti kolesterol, trigliserida, dan lemak jahat (LDL), sedangkan kadar lemak baik (HDL) meningkat.
Pencegah Kanker
Dalam situasi tingginya angka kejadian kanker, penggunaan obat antikanker kimiawi berpeluang mengalami resistansi. Karena itu, informasi bahan herbal untuk pencegah kanker selalu mengundang perhatian peneliti. Dalam publikasi ilmiah terbaru, peneliti gabungan beberapa negara, termasuk India dan Uni Emirat Arab, membuktikan keberhasilan berbagai uji antikanker ekstrak etanol daun dan buah ciplukan. Hasilnya menunjukkan kemampuan ekstrak daun lebih kuat untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Info lain melalui peneliti Tiongkok menyebutkan khasiat seluruh bagian tanaman ciplukan sebagai antikanker. Ini terutama karena aktivitas zat kandungan withanolide yang banyak jenisnya. Begitu banyaknya, hingga berbagai penelitian terbaru sering kali juga menemukan jenis withanolide baru. Dan, memang seluruh bagian tanaman ciplukan sudah digunakan untuk menyembuhkan keadaan radang, diabetes, anemia, dan kanker.
Penelitian masih sebatas pada kultur jaringan sel. Namun, peneliti mengusulkan pemanfaatannya sebagai tindakan pencegahan kanker.
Antibakteri
Khasiat antibakteri ciplukan sebaiknya tidak diabaikan, apalagi kalau berkaitan dengan resistansi obat. Yaitu, ketika obat antibakteri dan antivirus yang modern sudah tidak mampu lagi memusnahkan keduanya. Pemanfaatan bahan alam dalam hal ini perlu dipertimbangkan.
Ditambah lagi temuan, terdapat zat lain pada ciplukan. Misalnya, asam laurat, asam oleat, phytol, dan tocopherol. Tocopherol dan phytol adalah dua zat yang memang sudah diketahui khasiatnya sebagai antibakteri dan antioksidan. Oleic acid adalah asam lemak omega 9, yang memang adalah antibakteri. Dan, kandungan yang tinggi zat antioksidan pada buah dan daun sudah terbukti bisa membunuh berbagai macam bakteri. (*)
SARAN CARA MENGONSUMSI CIPLUKAN
DAUN
– Untuk daunnya, ambil 5–10 lembar.
– Dicuci bersih, diiris, atau diremas
– Langsung direbus dengan 500 ml air dalam api sedang.
– Setelah mendidih, api dikecilkan dan dilanjutkan pemanasan selama 5 menit.
– Saring dan segera dikonsumsi 250 ml tiga kali seminggu.
– Amati hasilnya.
BUAH
– Buah yang berwarna kuning berarti sudah masak dan dapat langsung dimakan. Cukup 5–10 buah sehari.
KEAMANAN:
– Sejauh ini ciplukan dinyatakan relatif aman.
– Data untuk ibu hamil dan menyusui belum tersedia.
*) Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS, Guru besar Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Kanal Kesehatan Prof Mangestuti
Khasiat Buah-Daun Ciplukan: Antioksidan, Antikanker, dan Antibakteri - JawaPos.com - JawaPos
Read More
No comments:
Post a Comment