Rechercher dans ce blog

Thursday, May 26, 2022

Kandungan Pestisida Buah dan Sayuran di Prancis Semakin Banyak - Hidayatullah.com

Hidayatullah.com– Kadar pestisida yang terdapat pada buah dan sayuran di Prancis bertambah alias semakin banyak kurun sepuluh tahun terakhir. Demikian menurut studi yang dilakukan sebuah lembaga swadaya masyarakat. Hasil penelitian itu menunjukkan tren yang terus meningkat pada “kontaminasi” buah-buahan Eropa, meskipun Uni Eropa bertekad mengurangi penggunaan pestisida paling berbahaya pada tanaman pangan.

“Konsumen yang memakan buah atau sayuran yang diproduksi di Uni Eropa semakin terpapar koktail pestisida-pestisida terburuk,” tulis Pesticide Action Network (PAN) Europe dalam laporannya yang dirilis hari Selasa (24/5/2022), ‘Forbidden Fruit’.

“Semakin banyak produk yang diuji setiap tahun ditemukan terkontaminasi [pestisida],” kata PAN, seperti dilansir RFI Kamis (26/5/2022).

Sejak 2011, negara-negara anggota Uni Eropa seharusnya mendorong produsen untuk membatasi penggunaan pestisida, dan pada 2020 UE mengatakan bahwa mereka akan mengurangi penggunaan zat pestisida paling berbahaya hingga 50 persen pada tahun 2030.

Namun, PAN mengatakan bahwa terlepas dari arahan dan undang-undang yang dibuat UE dan disahkan di negara-negara anggota, konsumen justru menelan semakin banyak – bukan lebih sedikit – pestisida.

“Paradoksnya, konsumen semakin tidak terlindungi, pada saat UE berkomitmen untuk memberikan sistem produksi dan konsumsi yang lebih aman untuk kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan,” tulis para pembuat laporan tersebut.

Laporan Komisi Eropa menyebutkan bahwa penggunaan pestisida turun 8 persen pada 2018 dan 5 persen pada 2019, dibandingkan dengan baseline antara 2015 dan 2017.

Data didasarkan pada “jumlah zat aktif kimia yang dipasok ke pasar”, yang menurut PAN tidak memperhitungkan apa yang sebenarnya dikonsumsi masyarakat atau terkandung dalam buah dan sayuran.

PAN melihat 97.170 sampel buah-buahan dan 113.431 sayuran yang diproduksi di Eropa dalam kurun delapan tahun dari 2011 hingga 2019, dan menemukan “tren peningkatan berkelanjutan” residu pestisida dari 14 persen pada 2011 menjadi 21 persen pada 2019.

Prancis termasuk dalam tiga besar negara yang paling banyak menggunakan pestisida, menurut PAN, dengan 22 persen produknya terkontaminasi. Hanya Belgia dan Irlandia yang memiliki kadar lebih banyak, dengan masing-masing 34 persen dan 26 persen.

Studi tersebut menunjukkan ”penggunaan pestisida paling berbahaya di Eropa sebenarnya meningkat, bukan menurun”, tulis laporan itu. “Hukum diabaikan dan konsumen dihadapkan pada gelombang paparan bahan kimia yang meningkat.”

Buah-buahan lebih rentan terhadap serangga dan penyakit, sehingga memiliki lebih banyak jejak pestisida daripada sayuran.

Buah yang mengalami “peningkatan residu pestisida paling spektakuler” adalah kiwi, menurut Salomé Roynel, kepala bidang kampanye PAN.

“Kiwi hampir bebas dari zat-zat ini pada tahun 2011, dan hari ini 30 persen terkontaminasi,” kata Roynel dalam konferensi pers hari Selasa.

Buah di Eropa yang paling banyak tercemar pestisida yaitu blackberry (51%), buah persik (45%), stroberi (38%), ceri (35%), aprikot (35%). Sementara dari golongan sayuran yaitu seledri (50%), umbi seledri (45%), kale (31%), endive  dari jenis sawi-sawian (28%), Brussels sprouts (26%).

Kelompok itu mendesak Eropa segera menghentikan penggunaan 12 pestisida paling beracun, termasuk Tebuconazole, fungisida yang cenderung membahayakan perkembangan janin, dan terkait dengan kasus-kasus cacat lahir dan keguguran. Bahan kimia itu antara lain ditemukan pada buah ceri dari Spanyol, Yunani dan Prancis pada 2019.

Zat-zat pestisida lain dikaitkan dengan risiko terkena kanker, masalah jantung dan penyakit serius lainnya, baik pada konsumen maupun petani yang bekerja menggunakan pestisida itu.

Prancis sendiri justru memperbolehkan penggunaan zat berbahaya demi mengurangi kerugian ekonomi akibat gagal panen.

Contohnya pada tahun 2020, Prancis mengizinkan petani bit untuk menggunakan neonicotinoid, pestisida yang sudah dinyatakan terlarang pada tahun 2018. Alasannya, untuk menghindari kehilangan separuh hasil panen mereka disebabkan virus yang ditularkan oleh kutu daun. Neonicotinoid diketahui memiliki efek berbahaya pada hewan penyerbuk seperti lebah.*

Rep: Ama Farah
Editor: Dija

Adblock test (Why?)


Kandungan Pestisida Buah dan Sayuran di Prancis Semakin Banyak - Hidayatullah.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Anak Buah SBY Bawa Pesan Jelang Anas Urbaningrum Bebas: Mulailah Hidup Baru yang Lebih Baik - Tribun Bali

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Anak buah Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) di Partai Demokrat , Andi Arief memberikan pesan khusus pada Anas...